9.5.12

Gellmann Manusia Lima Otak

Murray Gell-Mann sering disebut sebagai pengganti Albert Einstein. Anak bungsu seorang imigran Austria ini dijuluki The Man with Five Brains karena kegeniusannya dalam hampir semua bidang ilmu pengetahuan dan kehidupan. Murray, yang dilahirkan di New York pada tanggal 15 September 1929, pernah mengkritik pemaparan teknik perhitungan matematika dalam sebuah textbook yang ditulis oleh Sylvanus P. Thompson pada saat ia masih berusia tujuh tahun. Saat ia masih berusia dua tahun, Murray kecil tiba-tiba mengucapkan kata-kata The Lights of Babylon pada waktu ia melihat lampu-lampu di jalanan kota New York. Pada hari ulang tahunnya yang ke-15, Murray memulai kuliahnya di Yale University dengan tujuan untuk mendalami arkeologi dan persoalan lingustik (bahasa).

Ayahnya yang tidak setuju dengan pilihan Murray berusaha mengarahkannya untuk mengambil jurusan teknik. Ia berhasil meyakinkan Murray untuk mengambil jurusan fisika yang sebenarnya tidak diminatinya. Dosen fisika Murray di Yale mengajarkan teori-teori fisika dengan cara yang begitu mengesankan sehingga Murray, yang semula berpendapat bahwa fisika merupakan topik yang sangat membosankan karena terlalu dipenuhi dengan rumus-rumus yang membingungkan, mulai tertarik untuk lebih jauh mendalami fisika teori. Setelah mendapatkan gelar BS, Murray melanjutkan pendidikannya di bidang teori fisika kuantum dan mendapatkan gelar Ph.D. dari Massachusetts Institute of Technology saat ia berusia 22 tahun. Ia kemudian mengajar selama 4 tahun di University of Chicago sebelum diangkat menjadi Professor of Physics di California Institute of Technology. Ia menjadi Robert Andrew Millikan Professor of Theoretical Physics di CalTech pada tahun 1967.

Gell-Mann yang sebenarnya tidak memiliki bakat khusus di bidang fisika berhasil mendapatkan Nobel Prize for Physics pada tahun 1969 untuk kontribusinya dalam klasifikasi dan interaksi antara partikel-partikel elementer.. Ia dikenal akan sifat humorisnya dan kebiasaannya memberi nama-nama yang tidak biasa untuk berbagai penemuannya di bidang fisika, seperti eightfold way (dari filosofi Budha ‘eight attributes of right living’), strangeness quantum number (Francis Bacon: There is no excellent beauty that hath not some strangeness in the proportion) dan quarks (dalam bukunya The Quark and The Jaguar: Adventures in The Simple and The Complex).

Ketertarikannya akan berbagai disiplin ilmu yang berbeda mendorongnya untuk mendirikan Santa Fe Institute di New Mexico pada tahun 1984 dengan mimpi untuk menggabungkan semua bidang yang diminatinya menjadi satu, termasuk matematika, komputer, fisika, kimia, biologi, neurobiologi, imunologi, ekologi, arkeologi, bahasa, ekonomi, politik, dan sejarah. Semua disiplin ilmu ini digabungkan dalam The Real Theory of Everything. Keterlibatannya dalam bidang fisika dan berbagai aspek kehidupan ini diakui oleh dunia internasional melalui berbagai penghargaan dan prestasi, termasuk Dannie Heineman Prize (American Physical Society), Ernest O. Lawrence Memorial Award (Atomic Energy Commision), Franklin Medal (Franklin Institute), Research Corporation Award dan John J. Carty Med`l (National Academy of Sciences), Erice Prize (Science for Peace), dan Honor for Environmental Achievement, The Global 500 (United Nations Environmental Program). Gell-Mann juga aktif dalam masalah-masalah sosial dan lingkungan hidup, terutama yang berkaitan dengan konservasi keanekaragaman biologis, pertumbuhan populasi dunia, stabilitas sistem politik dunia, dan perkembangan ekonomi yang berkelanjutan. Waktu luangnya dihabiskannya untuk menikmati alam dengan cara mengamati dan mendengarkan nyanyian burung, dan melakukan hiking dan camping. Ilmu ekonofisika (aplikasi fisika dalam bidang ekonomi) yang sedang berkembang dengan pesat juga dikembangkan secara serius di Santa Fe Institute ini. Salah satu tokohnya adalah Doyne Farmer yang terkenal dengan ramalan sahamnya melalui perusahaan Prediction Company.

Gell-Mann menikahi seorang ahli arkeologi, J. Margaret Dow, pada tahun 1955 dan memiliki dua orang anak, Elizabeth dan Nicholas. Nicholas pernah mengungkapkan bahwa ayahnya sebenarnya bukan The Cleverest Man in The World karena Gell-Mann bukan seorang ahli di semua bidang seperti anggapan sebagian besar orang. Menurut Nicholas, ayahnya tidak memiliki banyak pengetahuan tentang olahraga sepak bola maupun baseball. Tetapi semua orang yang pernah mengenal Gell-Mann mengakui bahwa ia bagaikan Encyclopedia Britannica berjalan. (Yohanes Surya)

sumber : Blog Prof. Yohanes Surya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar